Tuberculosis ada di sekitarmu!
28 July 2020
Tuberculosis (TBC) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman bakteri Mycobacterium Tuberculosis . TBC merupakan penyait menular pembunuh nomor satu di Indonesia. Penyakit ini bisa ditularkan dari percikan ludah yang dikeluarkan oleh penderita TBC, saat bicara, batuk, dan bersin. Indonesia merupakan lima negara besar yang memiliki jumlah pengidap TBC terbanyak di dunia. Apabila tuberculosis tidak mendapatkan pengobatan, maka lebih dari 50 persen orang yang mengidap penyakit ini bisa meninggal dunia.
Infeksi TB tidak selalu bergejala, biasanya kuman menetap dalam tubuh namun tidak merusak organ tubuh, hal ini disebut dengan TBC laten yakni bakteri yang menyebabkan penyakit tuberculosis belum, sekali lagi hanya berada didalam tubuh. Jika sudah aktif, akibat kekebalan tubuh melemah maka gejala bisa muncul dalam kurun waktu tertentu.
Gejala yang ditimbulkan antara lain batuk yang lama dengan durasi lebih dari tiga minggu, bisa berdahak sampai berdarah, sesak napas, demam tidak terlalu tinggi, berkeringat dimalam hari, lemas, penurunan nafsu makan, dan berat badan yang tidak naik.
Bakteri penyebab TBC menyerang tidak hanya paru-paru melainkan bisa ke organ lain diantaranya tulang, usus, otak, kelenjar.
TBC ini mudah menyerang pasien yang memiliki sistem imun yang rendah misalnya penderita HIV. Menurut WHO, Orang yang terinfeksi HIV/AIDS berisiko 20 sampai 30 kali mengalami infeksi TBC. Sekitar 400 ribu ODHA di dunia meninggal akibat TB pada tahun 2016.
Faktor risiko terkenanya TBC adalah sering berinteraksi dengan penderita tanpa menggunakan pelindung seperti masker, tinggal satu rumah dengan penderita, lingkungan padat penduduk, seorang perokok, sistem imun rendah seperti penderita HIV, pasien kanker yang melakukan kemoterapi, orang lanjut usia, penderita penyakit imun.
TBC dapat dicegah dengan pemberian vaksin yang dilakukan saat bayi usia 2 bulan. Vaksin yang diberikan ini wajib saat ini karena merupakan imunsasi dasar wajib yang disarankan oleh ikatan dokter anak Indonesia.
Pengobatan TBC diantaranya dilakukan melalui pemeriksaan dahak, pemeriksaan rontgen paru, tes darah, dan tes kulit (mantoux) jika diperlukan.
Pengobatan untuk TBC ini memerlukan waktu yang lama minimal enam bulan. Obat yang diberikan diantaranya adalah rifampicin, isoniazid, pirazinamid, dan ethambutol. Obat ini memiliki efek samping masing-masing yang harus dilakukan pemantauan secara berkala oleh dokter dan pasien harus datang rutin berobat untuk melihat perkembangan penyakitnya.
Pencegahan yang dapat dilakukan untuk menghindari TBC adalah menggunakan masker saat berada di tempat ramai, tutup mulut saat batuk, bersin, dan tertawa, dan tidak membuang dahak serta ludah sembarangan.
Penyakit TBC ini sulit untuk dikendalikan oleh negara kita, beberapa alasan diantaranya adalah
- Pengobatan yang lama
- Adanya peningkatan orang yang mengalami HIV/AIDS
- Munculnya permasalahan resistensi/ kebal terhadap obat antituberkulosis
Bagaimana penularan terus meningkat? Kebanyakan pasien dengan gejala batuk lebih dari dua minggu, tidak pernah memeriksakan dirinya, padahal batuk lebih dari dua minggu dan disertai tubuh yang meriang (suhu subfebris) tanda-tanda dari adanya infeksi TBC. Karena tidak diperiksakan ke dokter, kuman terus menyerang dan bisa menginfeksi orang-orang sekitarnya.
Mengapa eseorang bisa kebal terhadap penyakit TBC? Seseorang bisa kebal terhadap penyakit TBC jika :
- Pengobatan tidak tuntas 6 bulan
- Putus obat
- Obat yang tidak teratur diminum
- Tidak kontrol selesai pengobatan
- Ada penyakit lain yang menyertai
Referensi:
- Cited from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/tuberculosis. Accessed at 26th of June 2020.
- Cited from: https://www.webmd.com/lung/understanding-tuberculosis-basics. Accessed at 26th of June 2020
- NHS. Cited from: https://www.halodoc.com/kesehatan/tuberkulosis. Accessed at 26th of June 2020
Editor :
- Hadisono, SpP
- Fenti Erlianti
Jadwal Dokter RS Permata Depok
Kesulitan Tidur atau Sering Terbangun di Malam Hari : Apakah Insomnia?
01 December 2024
Insomnia adalah gangguan tidur yang paling umum dan dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang secara signifikan. Penderita insomnia mengalami kesulitan untuk tidur, terjaga di malam hari, atau merasa tidak segar setelah tidur. Kondisi ini dapat bersifat sementara (akut) atau berlangsung dalam jangka panjang (kronis). Insomnia tidak hanya memengaruhi tubuh secara fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan emosional seseorang.
Read moreHIV/AIDS : Penyakit yang belum bisa disembuhkan
30 November 2024
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome) adalah kondisi yang berkembang akibat infeksi HIV (Human Immunodeficiency Virus). HIV menyerang sistem kekebalan tubuh, yang berperan dalam melawan infeksi. Ketika HIV merusak jumlah sel imun secara signifikan, tubuh menjadi lebih rentan terhadap infeksi dan penyakit. AIDS merupakan tahap akhir dari infeksi HIV, yang dapat berkembang dalam beberapa tahun jika tidak diobati.
Read moreNyeri Pinggang Menjalar ke Perut Depan : Apakah Batu Ginjal?
24 November 2024
Batu ginjal adalah salah satu masalah kesehatan yang umum terjadi, yang dapat menyebabkan rasa sakit yang hebat dan mempengaruhi fungsi ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika zat-zat tertentu dalam urin mengkristal dan membentuk endapan keras. Batu ini dapat memiliki berbagai ukuran, mulai dari yang kecil seperti pasir hingga yang besar seperti bola golf.
Read more