Mengenal Stroke, Tiba-tiba dan Mematikan

Mengenal Stroke, Tiba-tiba dan Mematikan

28 October 2020

Stroke merupakan penyakit yang harus diwaspadai. Stroke tercatat sebagai penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Tidak hanya mematikan, stroke juga banyak menyebabkan kecacatan.

Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, sehingga jaringan otak tidak mendapatkan nutrisi dan oksigen yang cukup. Sel otak akan mati dalam beberapa menit.

Stroke merupakan keadaan gawat darurat dan harus segera mendapatkan penanganan yang tepat. Stroke menjadi penyebab kematian tertinggi di Indonesia. Penanganan dini dapat menurunkan kerusakan otak dan komplikasi lainnya. Penanganan yang efektif dapat mencegah disabilitas dari stroke.

Gejala

  • Gangguan berbicara dan pemahaman apa yang orang lain bicarakan.
  • Kebas atau baal pada wajah, lengan, dan kaki. Hal ini dapat terjadi secara tiba-tiba disertai kelemahan dan seringkali hanya satu sisi tubuh. Selain itu, biasanya disertai keluhan bicara pelo dan mulut mencong.
  • Masalah penglihatan di satu atau kedua mata. Pandangan buram atau pandangan ganda dapat terjadi secara tiba-tiba
  • Sakit kepala. Sakit kepala berat, tiba-tiba, dapat disertai muntah dan penurunan kesadaran.
  • Gangguan berjalan terutama hilang keseimbangan.

Kapan harus ke dokter?

Cari pertolongan medis segera jika Sahabat merasakan tanda atau gejala stroke, bahkan jika hal tersebut dirasakan terjadi dan hilang dengan sendirinya. Pikirkan FAST yaitu:

  • Face (wajah). Lihat ekspresi wajah saat tersenyum. Apakah tidak simetris atau terlihat mencong?
  • Arms (lengan). Angkat tangan ke atas kemudian lihat apakah tangan jatuh atau bahkan tidak mampu mengangkat tangan sama sekali?
  • Speech (bicara). Coba mengulang kalimat sederhana apakah terdengar cadel atau aneh?
  • Time (waktu). Jika tanda-tanda tersebut muncul, segera pergi ke rumah sakit untuk mencari pertolongan medis segera.

Whanganui District Health Board supports new FAST stroke awareness campaign | Health Central

https://healthcentral.nz/wp-content/uploads/2018/07/Stroke-3.jpg

Jangan menunggu sampai gejala hilang karena setiap menit berharga. Semakin lama stroke tidak tertangani, semakin besar potensi kerusakan otak.

Penyebab

Terdapat dua penyebab utama stoke yaitu pembuluh darah arteri tersumbat (stroke iskemik) atau pecahnya pembuluh darah (stroke hemorrhagic). Beberapa orang mungkin mengalami gangguan aliran darah sementara, yang diketahui sebagai transient ischemic attack (TIA), yang dapat hilang dengan sendirinya.

Stroke iskemik

Stroke iskemik merupakan stroke yang paling sering terjadi. Stroke iskemik terjadi ketika pembuluh darah di otak tersumbat menyebabkan penurunan aliran darah (iskemia). Pembuluh darah tersumbat dapat disebabkan oleh penumpukan lemak atau pembekuan darah.

Stroke hemorrhagic

Stroke hemorrhagic terjadi ketika pembuluh darah di otak pecah. Perdarahan otak dapat terjadi karena banyak kondisi yang memengaruhi pembuluh darah. Faktor yang berkaitan dengan stroke hemorrhagic termasuk

  • Tekanan darah tinggi tidak terkontrol
  • Konsumsi obat antikoagulan berlebihan
  • Tonjolan pada dinding pembuluh darah yang lemah (aneurisma)
  • Trauma (seperti kecelakaan mobil)
  • Penumpukan protein di dinding pembuluh darah yang menyebabkan kelemahan dinding pembuluh darah
  • Strike iskemik yang menyebabkan stroke hemorrhagic

https://www.uclahealth.org/radiology/images/Interventional_Neuroradiology/AcuteStroke_Fig1.jpg

Transient ischemic attack (TIA)

Transient ischemic attack (TIA) yang diketahui sebgai stroke ringan dengan gejala mirip stroke namun bersifat sementara. TIA tidak menyebabkan kerusakan permanen. TIA disebabkan oleh penurunan suplai darah ke otak yang bersifat sementara. Seperti stroke iskemik, TIA terjadi ketika gumpalan darah mnurunkan atau menyumbat aliran darah ke sistem saraf. Cari pertolongan medis meskipun gejala TIA sudah membaik. Jika memiliki TIA meningkatkan risiko terjadinya stroke di kemudian hari

Faktor risiko

Faktor risiko gaya hidup

  • Kelebihan berat badan atau obesitas
  • Kurang aktivitas fisik
  • Minum alkohol

Faktor risiko medis

  • Tekanan darah tinggi
  • Perokok aktif ataupun perokok pasif
  • Kolesterol tinggi
  • Diabetes
  • Penyakit kardiovaskuler, seperti gagal jantung, kelainan jantung, infeksi jantung, atau ritme jantung tidak normal
  • Riwayat keluarga dengan stroke, serangan jantung, atau transient ischemic attack

Faktor lain yang berkaitan dengan peningkatan risiko stroke

  • Usia – usia diatas 55 tahun
  • Jenis kelamin – laki-laki memiliki risiko stroke lebih tinggi disbanding wanita.
  • Hormon – menggunakan terapi hormone yang mengandung estrogen meningkatkan risiko

Komplikasi

Stroke terkadang menyebabkan disabilitas sementara atau permanen bergantung seberapa lama otak kekurangan darah dan area mana yang terkena. Komplikasi yang ditimbulkan yaitu:

  • Kelumpuhan dapat dirasakan di salah satu sisi tubuh
  • Kesulitan berbicara atau menelan. Stroke dapat memengaruhi kontrol otot di mulut dan tenggorokan, menyulitkan untuk bicara dengan jelas, menelan, atau makan. Selain itu, dapat disertai kesulitan dengan Bahasa termasuk berbicara atau mengerti pembeciraan, membaca, atau menulis.
  • Gangguan ingatan atau kesulitan berpikir. Banyak orang dengan strokes mengalami hilang ingatan bahkan disertai kesulitan berpekir, membuat keputusan,dan mengerti konsep
  • Masalah emosi. Orang dengan strokes memiliki kesulitan mengontrol emosi atau bahkan menjadi depresi
  • Nyeri, baal, atau sensasi tidak biasa dapat terjadi di bagian tubuh yang terkena stroke

Pencegahan

Mengetahui faktor risiko stroke, mengikuti anjuran dokter dan menerapkan pola hidup sehat merupakan langkah pencegahan stroke. Banyak metode pencegahan stroke yang sama dengan metode pencegaham penyakit jantung. Pada umum anjuran pola hidup meliputi:

  • Kontrol tekanan darah tinggi (hipertensi)
    • Batasi konsumsi garam maksimal setengah sendok teh
    • Tingkatkan konsumsi lemak tidak jenuh seperti alpukat, ikan, dan minyak zaitun
    • Makan buah dan sayuran setiap hari
    • Aktivitas fisik rutin minimal 30 menit setiap hari
  • Manajemen diabetes
    • Memantau kadar gula darah
    • Menjaga asupan makanan, melakukan aktivitas fisik, dan minum obat untuk menjaga kadar gula darah
  • Menjaga berat badan ideal
    • Makan 1.500 – 2.000 kalori sehari
    • Makan makanan bergizi seimbang dengan buah dan sayuran
    • Menghindari asupan kolesterol dan lemak jenuh
  • Berhenti merokok
    • Konsultasikan ke dokter dan minta saran tentang cara yang paling tepat berhenti merokok
    • Jangan menyerah!

 

Jadwal Praktek Dokter

RS Permata Bekasi 

RS Permata Depok

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: dr. Ulfah Nur L

Referensi:

  1. Stroke - Symptoms and causes [Internet]. Mayo Clinic. 2020 [cited 20 October 2020]. Available from: https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/stroke/symptoms-causes/syc-20350113
  2. 7 things you can do to prevent a stroke - Harvard Health [Internet]. Harvard Health. 2020 [cited 20 October 2020]. Available from: https://www.health.harvard.edu/womens-health/8-things-you-can-do-to-prevent-a-stroke

Maloklusi: Pengertian, Jenis, dan Penanganan

27 October 2024

Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.

Read more

Behel: Panduan Lengkap Mengenai Perawatan Ortodontik

26 October 2024

Behel, atau kawat gigi, adalah alat ortodontik yang digunakan untuk meratakan dan menyelaraskan gigi serta memperbaiki gigitan. Behel dapat membantu mengatasi berbagai masalah gigi dan rahang, termasuk maloklusi, gigi berjejal, dan gigi yang tidak sejajar. Penggunaan behel biasanya dilakukan oleh dokter gigi spesialis ortodonti.

Read more

Osteoporosis: Pemahaman, Penyebab, dan Pencegahan

20 October 2024

Osteoporosis adalah kondisi yang ditandai oleh penurunan kepadatan mineral tulang, yang membuat tulang menjadi rapuh dan meningkatkan risiko patah tulang. Kondisi ini sering disebut "silent disease" karena tidak menunjukkan gejala hingga terjadi fraktur atau patah.

Read more