Mengenal Mimisan/Epistaksis dan Penanganannya!
10 November 2022
Hampir semua orang pernah mengalami mimisan. Meski begitu, kondisi ini lebih sering dialami oleh anak usia 3–10 tahun, lansia, ibu hamil, penderita kelainan darah, dan orang yang mengonsumsi obat pengencer darah.
Mimisan itu apa?
Mimisan atau epistaksis adalah perdarahan yang terjadi di hidung. Kondisi ini bisa tidak berbahaya, tetapi bisa menjadi gejala dari suatu penyakit. Meski penanganan awalnya dapat dilakukan secara mandiri, mimisan yang terjadi berulang perlu diperiksa oleh dokter.
Epistaksis diklasifikasikan menjadi epistaksis anterior dan posterior berdasarkan lokasi anatomis dari sumber perdarahan. Identifikasi sumber perdarahan pada epistaksis sangat penting, karena akan berpengaruh terhadap pemilihan tata laksana.
Epistaksis anterior
Mimisan anterior terjadi karena pembuluh darah pada bagian depan hidung mengalami kerusakan atau robek. Umumnya, tanda bahwa kamu mengalami mimisan anterior jika mimisan hanya terjadi pada satu lubang hidung saja.
Epistaksis posterior
mimisan posterior terjadi akibat adanya kerusakan pembuluh darah pada bagian belakang sehingga menyebabkan perdarahan yang lebih hebat dibandingkan mimisan anterior.
Apa penyebabnya?
Penyebab mimisan dapat diklasifikasikan menjadi penyebab lokal dan kelainan sistemik, namun umumnya 80-90% kasus penyebabnya tidak diketahui (idiopatik). Mimisan pada anak sering diakibatkan adanya trauma misal mengorek hidung (nose picking).
Lokal
- Idiopatik
- Trauma
- Peradangan
- Tumor di hidung
- Kelainan pembuluh darah
- kelainan anatomi hidung
- Penggunaan obat dekongestan yang salah
Kelainan sistemik
- Kelainan darah (hemofilia, leukemia)
- Faktor lingkungan (suhu ekstrim, udara kering, perubahan ketinggian tiba-tiba)
- Kegagalan organ
- Hipertensi
- Migrain
Pertolongan pertama yang dapat diberikan ketika mengalami mimisan
- Duduk tegak dan jangan berbaring agar tekanan pada pembuluh darah dalam hidung dapat berkurang sehingga perdarahan bisa segera berhenti
- Condongkan tubuh ke depan agar darah yang keluar dari hidung tidak masuk ke tenggorokan, karena darah yang tertelan dapat memicu muntah
- Pencet hidung selama 10–15 menit dan bernapaslah melalui mulut
- Kompres pangkal hidung dengan kompres dingin untuk memperlambat perdarahan
Setelah mimisan berhenti, usahakan untuk tidak membuang ingus, mengorek bagian dalam hidung, membungkuk, atau melakukan aktivitas berat setidaknya selama 24 jam.
Jika perdarahan tidak berhenti setelah dilakukan penekanan, makan perlu untuk dilakukan tindakan medis (Penggunaan obat dekongestan, Kauterisasi, Nasal Picking, Pembedahan, Embolisasi,) oleh dokter spesialis THT.
Kapan perlu waspada?
Sebagian kasus epistaksis dapat ditangani di tingkat layanan primer, namun terdapat beberapa red flag atau tanda bahaya yang perlu diketahui sebagai bahan pertimbangan perlunya rujukan dan manajemen lanjutan terhadap pasien. Red flag epistaksis, antara lain:
- Mimisan tidak berhenti dengan penekanan
- Mimisan terjadi selama lebih dari 20 menit
- Mimisan yang hebat, dapat menyebabkan pingsan
- Terdapat gejala syok, seperti penurunan kesadaran, hipotensi, dkk
- Mimisan berulang
- Mimisan tertunda, muncul setelah beberapa hari trauma
- Mimisan dengan trauma kepala
- Mimisan pada bayi atau anak berusia 2 tahun
- Sumbatan jalan napas
- Mimisan akibat kelainan anatomi dan trauma pada wajah
Cara untuk mencegah mimisan, kamu dapat menjaga kelembapan udara pada ruangan agar tidak terlalu kering. Hindari paparan asap rokok secara langsung maupun tidak agar kesehatan tetap terjaga dengan optimal.
Sumber :
- IDAI. 2015. Mimisan : Kapan berbahaya? diakses 30 Oktober 2022 dari https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/mimisan-kapan-berbahaya
- Soto-Galindo GA, Trevi-o JL. Epistaxis diagnosis and treatment update: A review. Ann Otolaryngol Rhinol. 2017;4(4):1176.
- National Health of Service UK (2021). Health A to Z. Nosebleed.
Pembuluh Otak Pecah atau Pembuluh Otak Tersumbat: Kenali Gejala dan Tanda Stroke untuk SeGeRa Ke RS!
03 November 2024
Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Read morePusing Berputar atau Vertigo : Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan
02 November 2024
Vertigo adalah sensasi pusing atau perasaan seolah-olah lingkungan di sekitar bergerak atau berputar. Ini adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk masalah di telinga bagian dalam, sistem saraf, atau masalah vestibular.
Read moreRahang Tidak Sejajar atau Rahang Tidak Rapat? Pahami apa itu Maloklusi!
27 October 2024
Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.
Read more