Kapan Harus Curiga Anak Mengalami Gangguan Autistik?

Kapan Harus Curiga Anak Mengalami Gangguan Autistik?

25 March 2021

Halo Sahabat Permata, tahukah Sahabat bahwa 1 dari 160 anak di dunia mengalami gangguan autistik? (gangguan autistik yaa istilah yang benar, bukan autis, autis adalah bahasa yang tidak baku dari gangguan autistik) Anak dengan gangguan autistik umumnya tidak tampak berbeda dari anak-anak lainnya, namun memiliki cara yang berbeda dalam bersosialisasi, berperilaku, dan belajar, sehingga memerlukan pendekatan yang berbeda pula. Kapan ya harus curiga anak mengalami gangguan autistik? Yuk simak selengkapnya!

Gangguan autistik adalah sekelompok gangguan perkembangan pada anak yang ditandai dengan gangguan komunikasi, bahasa dan sosial, serta terbatasnya aktivitas/ketertarikan terhadap sesuatu. Umumnya, anak dengan gangguan autistik memiliki ketertarikan yang spesifik terhadap suatu hal dan asyik dalam dunianya tersebut sehingga kurang terhubung dengan orang lain di sekitarnya, atau dengan perasaannya sendiri, dan cenderung melakukan perilaku secara repetitif (berulang).

 

Kapan Harus Curiga Anak Mengalami Gangguan Autistik?

Anak yang mengalami gangguan autistik umumnya sudah dapat dideteksi sejak dini, meski baru tampak lebih jelas saat berusia 5 tahun. Anak dengan gangguan autistik ditandai dengan:

Gangguan perilaku dan sosial:

  • Ingin sendiri, menghindari kontak mata
  • Sulit memahami perasaan orang lain dan perasaan diri sendiri
  • Tidak menyukai dekapan
  • Mengulang-ulang tindakan

Gangguan komunikasi dan bahasa:

  • Sulit berbicara, menulis, dan memahami bahasa isyarat
  • Sering tidak menyadari saat orang lain berbicara padanya, namun merespon suara
  • Mengulang-ulang kata/frasa yang dikatakan orang lain
  • Sulit mengekspresikan kebutuhannya menggunakan kata-kata yang umum

Terbatasnya ketertarikan terhadap sesuatu & perilaku yang repetitif

  • Hanya menyukai objek atau topik tertentu
  • Tidak menunjuk sesuatu yang menarik (contoh: tidak menunjuk pesawat yang terbang)
  • Tidak melihat suatu benda yang orang lain tunjuk
  • Kesulitan memahami orang lain, atau sama sekali tidak tertarik pada orang lain
  • Sulit beradaptasi dengan perubahan

 

Apa Faktor Risiko Gangguan Autistik?

gangguan autistik disebabkan baik oleh faktor genetik (turunan) maupun lingkungan yang mempengaruhi perkembangan otak - pada masa kehamilan, persalinan, atau setelah lahir. Anak dengan saudara yang mengalami gangguan autistik memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan autistik juga dibandingkan dengan anak tanpa saudara dengan gangguan autistik. Paparan terhadap zat tertentu saat kehamilan, contohnya obat kejang, atau infeksi saat hamil juga dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan autistik pada anak. Hamil di usia tua atau kelahiran prematur juga dinilai meningkatkan risiko anak mengalami gangguan autistik.

 

Apa yang Dapat Orang Tua Lakukan?

Yang pertama dan paling utama perlu dilakukan sebagai orang tua adalah memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya. Karenanya, orang tua perlu paham pertumbuhan dan perkembangan anak yang normal agar dapat mengetahui kapan anak tidak bertumbuh/berkembang dengan seharusnya. Selain itu, rutin pantau tumbuh kembang anak di fasilitas kesehatan agar dapat dilakukan skrining. Jika anak dicurigai mengalami gangguan autistik, konsultasikanlah ke dokter anak agar dapat ditentukan tata laksana selanjutnya yang sesuai. Tata laksana pada anak gangguan autistik mungkin membutuhkan kolaborasi dari berbagai profesi seperti dokter anak, dokter rehabilitasi medik, dan psikiater/psikolog, serta membutuhkan keterlibatan keluarga pada setiap tahapan prosesnya. Tata laksana secara dini sangat penting untuk menunjang kesehatan dan kesejahteraan anak.

Ayah, Bunda, anak dengan gangguan autistik tidak mengurangi keistimewaannya dibanding dengan anak lainnya. Karenanya, mereka berhak mendapat kesempatan yang sama pula untuk mencapai potensi terbaiknya, dengan memberikannya akses terhadap kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan yang terbaik.

Jadwal Poli Kesehatan Jiwa RS Permata Depok

Sumber:

  • Hodges H, Fealko C, Soares N. Autism spectrum disorder: definition, epidemiology, causes, and clinical evaluation. Transl Pediatr. 2020;9(Suppl 1):S55-S65. doi:10.21037/tp.2019.09.09
  • Mughal S, Faizy RM, Saadabadi A. Autism Spectrum Disorder. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; [Updated 2020 Nov 18; cited 2021 March 10]. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK525976/
  • WHO. Autism spectrum disorders [Internet]. Geneva: World Health Organization [Updated 2019 November 7; cited 2021 March 10]. Available from: https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/autism-spectrum-disorders
  • CDC. What is autism spectrum disorder? [Internet]. Atlanta, Georgia: Centers for Disease Control and Prevention; [updated 2020 November 25; cited 2021 March 10]. Available from: https://www.cdc.gov/ncbddd/autism/facts.html 


Editor:

dr. Hans Christian, SpKJ

dr. Nayla Karima