Hidung Mimisan? Jangan Panik!
25 September 2019
Mimisan atau epistaksis merupakan perdarahan yang berasal dari hidung. Secara anatomi, perdarahan ini dapat terbagi menjadi dua yakni :
- Epistaksis Anterior
Keluhan umumnya berupa bercak atau darah yang mengalir melalui lubang hidung depan, yang pada umumnya tidak berlangsung lama. Perdarahan berasal dari pleksus (jalinan) Kiesselbach, yang terdiri dari ujung – ujung a. ethmoidalis, a. sfenopalatina, a. palatine mator dan a. labialis superior.
- Epistaksis Posterior,
Keluhan umumnya berupa perdarahan yang mengalir tidak hanya melalui lubang hidung depan, tetapi juga melalui lubang hidung bagian belakang yang terkadang terasa mengalir di tenggorok dan rongga mulut. Perdarahan ini berasal dari pleksus Woodruff’s yang terdiri dari sfenopalatina atau a. etmoidalis posterior (gambar disamping). Biasanya jarang berhenti sendiri.
Epistaksis yang sering terjadi adalah epistaksis anterior sekitar 90% dari seluruh kejadian epistaksis. Epistaksis anterior lebih sering terjadi pada anak – anak, ibu hamil ataupun usia lanjut.
Penyebab Epistaksis
Perdarahan pada hidung ini dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab, yang dapat bersifat lokal sistemik, hingga idiopatik (penyebab pasti tidak diketahui).
- Penyebab lokal: trauma (mengorek hidung, benturan, pukulan, fraktur), udara kering, cuaca dingin, tumor daerah hidung.
- Penyebab sistemik : penyakit hati, kelainan pembekuan darah, obat – obatan (obat pengencer darah), hipertensi, atherosklerosis, telangiektasis, dan infeksi sistemik (demam berdarah, tifoid, dan morbili).
- Idiopatik
Kapan pasien harus ke dokter
Epistaksis umumnya terjadi sesekali dan cepat berhenti. Namun bila sudah mengalami epistaksis yang terjadi selama lebih dari 20 menit atau epistaksis yang terjadi setelah mengalami benturan pada kepala, segera bawa ke dokter. Bila mimisan juga disertai dengan gejala lain seperti tampak pucat, cepat lelah hingga jantung berdebar, atau dengan keluhan perdarahan hidung yang masif.
Keluhan epistaksis yang terjadi pada anak berusia dibawah 2 tahun dan lansia juga membutuhkan pengawasan lanjutan oleh dokter.
Diagnosis Epistaksis
Saat pasien datang dengan keluhan ini, seperti mimisan berulang atau mimisan yang disertai gejala lainnya. Dokter akan melakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik bagian hidung untuk mencari tahu penyebab mimisan atau kemungkinan penyebab seperti benda asing di hidung atau tumor. Selanjutnya pemeriksaan penunjang biasanya hanya dilakukan bila ada kecurigaan kasus seperti gangguan pembekuan darah atau adanya perdarahan yang masif dari hidung.
- Laboratorium : pemeriksaan darah lengkap dan profil hemostasisterkait fungsi pembekuan darah.
- Pencitraan radiologis: MRI atau CT Scan untuk pasien dengan kecurigaan keganasan atau benda asing yang sulit dilihat pada pemeriksaan fisik.
Penanganan Epistaksis
Penanganan epistaksis ditujukan untuk memperbaiki keadaan umum, mencari dan menghentikan sumber perdarahan dan mencegah berulangnya epistaksis. Ketika terjadi epistaksis, pasien haruslah tenang, jangan panik. Kemudian lakukan tindakan berikut :
- Pasien duduk tegakk dan jangan berbaring.
- Tubuh dicondongkan ke depan dan sedikit menundukkan kepala . Hal ini bertujuan agar darah tidak masuk ke tenggorokan dan memicu muntah.
- Pencet hidung 10-15 menit dan bernafaslah melalui mulut
- Kompres dengan material yang lembut dan dingin beberapa menit
Setelah mimisan berhenti, usahakan untuk tidak mengorek – ngorek hidung atau melakukan aktivitas berat dalam 24 jam. Hindari rokok dan alkohol.
Nah, bila tindakan pertama sudah dilakukan, namun perdarahan tetap berlangsung, maka dibutuhkan penanganan lanjutan oleh dokter untuk menangani perdarahan lebih lanjut.
- Pemasangan tampon adrenalin yang dibuat dari kassa steril dengan diteteskan epinefrin 0,5% 1:10.000 ditambahkan dengan lidokain 2%. Umumnya dengan pemasangan tampon ini, perdarahan akan berhenti 10 – 15 menit pemasangan.
- Bila pemasangan tampon tidak berhasil, akan dilanjutkan dengan prosedur kauterisasi dengan AgnO3 25030% atau elektrokauter.
- Pemasangan tampon Bellocq untuk tambahan tampon pada epistaksis posterior dapat juga dilakukan.
Pencegahan Mimisan
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, mimisan atau epistaksis berasal dari perdarah anyaman pembuluh darah di hidung. Anyaman pembuluh darah ini termasuk yang tipis dan halus sehingga rentan terhadap perdarahan. Beberapa tindakan pencegahan yang Sahabat Permata dapat lakukan adalah :
- Tidak mengorek hidung terlalu dalam
- Menggunting kuku secara rutin
- Tidak membuang ingus terlalu keras
- Berhenti merokok, karena merokok dapat memicu kurnagnya hidrasi di daerah hidung dan menyebabkan hidung lebih rentan untuk mimisan
- Menggunakan krim pelembab untuk melembabkan bagian hidung.
Jadi, ketika Sahabat Permata mengalami mimisan atau epistaksis dapat dilakukan tindakan mandiri di rumah dengan duduk, mencondongkan tubuh ke depan serta menundukkan kepala, kemudian pencet bagian pangkal hidung 10-15 menit. Selamat mencoba!
Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai keluhan epistaksis atau keluhan terkait telinga, hidung dan tenggorok. Sahabat Permata dapat berkonsultasi dengan spesialis THT-KL kami.
RS PERMATA DEPOK
RS PERMATA BEKASI
Narasumber : dr. Linda Herliana, Sp.THT-KL
Editor : dr. Nindia Latwo Septipa
Referensi :
- https://emedicine.medscape.com/article/863220-overview#showall
- Schlosser RJ. Clinical practice. Epistaxis. N Engl J Med. 2009;360(8):784-9.
- Gifford TO. Orlandi RR. Epistaxis. Otolaryngol Clin Nonh Am. 2008;4 1 (3):525-36.viii.
- Douglas R. Wormald P J. Update on epistaxis. Curr Opin Otolaryngol Head Neck Surg. 2007; 15(3): 180-3.
Pembuluh Otak Pecah atau Pembuluh Otak Tersumbat: Kenali Gejala dan Tanda Stroke untuk SeGeRa Ke RS!
03 November 2024
Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Read morePusing Berputar atau Vertigo : Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan
02 November 2024
Vertigo adalah sensasi pusing atau perasaan seolah-olah lingkungan di sekitar bergerak atau berputar. Ini adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk masalah di telinga bagian dalam, sistem saraf, atau masalah vestibular.
Read moreRahang Tidak Sejajar atau Rahang Tidak Rapat? Pahami apa itu Maloklusi!
27 October 2024
Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.
Read more