Chikungunya apakah sama dengan DBD?

Chikungunya apakah sama dengan DBD?

09 June 2020

Apa itu demam Chikungunya? Demam chikungunya merupakan suatu infeksi virus akut yang disebabkan oleh alfavirus dan ditularkan melalui gigitan nyamuk A. aegypti dan A. Albopticus. Kalau kita lihat, vektor yang menularkan virus alfavirus sama dengan yang menularkan virus dengue penyebab demam berdarah. Sehingga kalau menjumpai pasien dengan gejala chikungunya sebagai diagnosis banding paling sering biasanya demam berdarah. Chikungunya diambil dari bahasa Makonde (Dataran tinggi makone, perbatasan antara Mozambik dan Tanganyika, Tanzania modern,  Afrika) yang artinya “menjadi tertekuk” maksudnya menggambarkan penampilan bungkuk pada penderita karena nyeri sendi yang dialaminya.

Virus ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia melalui gigitan nyamuk betina dewasa. Setelah  digigit oleh nyamuk, gejala biasanya muncul antara 4-8 hari atau dapat lebih bervariasi yaitu 2-12 hari. Nyamuk A.Aegypti sp memiliki waktu-waktu khusus dalam menggigit manusia, Aktivitas menggigit nyamuk Aedes sp biasanya mulai pagi (mid-morning) dan petang hari (late afternoon), dengan 2 puncak aktivitas antara pukul 07.00 -10.00 dan 16.00 -19.00.

Gambar 1 Siklus Hidup Nyamuk A. Aegypti

  • Nyamuk A. Aegypti memiliki badan yang kecil, berwarna hitam berbintik-bintik putih.
  • Nyamuk A. Aegypti betina kemudian bertelur, telur biasanya dengan diameter 0,5mm.
  • Telur dalam 1 sampai 2 hari berubah menjadi jentik-jentik nyamuk.
  • Setelah itu 5 sampai 7 hari akan berbentuk seperti kepompong (pupa).
  • 1 sampai 2 hari setelahnya akan menjadi nyamuk yang dewasa
  • Umur nyamuk dewasa betina bisa mencapai 2-3 bulan.
  • Proses dari telur, jentik dan pupa dapat berkembang jika dalam air.

Pada musim hujan biasyanya  A. Aegypti  sp akan meningkat karena telur-telur yang tadinya belum sempat menetas akan menetas ketika habitat perkembangbiakannya mulai terisi air hujan. Kondisi tersebut akan meningkatkan populasi nyamuk sehingga dapat menyebabkan peningkatan penularan penyakit Demam Chikungunya.

 

Gambar 2 siklus infeksi Chikungunya

Nyamuk A. Agypti  dewasa menggigit penderita Chikungunya, kamudian, didalam tubuh nyamuk tersebut terdapat virus alfavirus penyebab Chikungunya, kemudian nyamuk tersebut kembali  menggigit orang yang sehat, sehingga virus yang ada di tubuh nyamuk dapat tertinggal di tubuh orang yang sehat dan menyebabkan orang sehat tersebut terinfeksi demam Chikungunya.

Epidemiologi

  1. Demam Chikungunya pertama kali terjadi di benua Afrika antara lain : Pantai Gading, Republik Afrika Tengah, Senegal sedangkan di benua Asia antara lain : : India, Pakistan, Myanmar, Sri Langka, Filipina, Indonesia, Malaysia
  2. Di Indonesia wabah terjadi sekitar tahun 1982-1985 di Jambi dan Kalimantan Barat (1982), Yogyakarta (1983), Kalimantan Timur (1983), NTT (1984), kepulauan Maluku (1985), Sulawesi Selatan & Irian Jaya (1985), Muara Enim (1999), Aceh & Bogor (2001)
  3. Diperkirakan sepanjang tahun 2001-2003 jumlah kasus chikungunya mencapai 3.918 jiwa dan tanpa kematian yang diakibatkan penyakit ini.

Gambar 3 Data BPS 2011 Kasus Chikungunya di Indonesia

Faktor Risiko penyabab terjadinya Chikungunya

  • Perubahan iklim dan cuaca
  • Mobilisasi penduduk dari dan ke daerah yang terinfeksi
  • Perilaku masyarakat
  • Sanitasi lingkungan
  • Jenis kelamin, chikungunya banyak terjadi pada wanita dan anak-anak karena mereka lebih banyak berada di rumah pada siang hari

Apa gejala dan tanda penyakit Chikungunya?

Akut : 3-10 Hari

  • Demam ↑ mendadak (39-40°C) : bisa berlangsung beberapa hari sampai 1 minggu, jenis demam kontinu atau intermitten.
  • Nyeri sendi berat hingga ‘lumpuh’
  • Sakit kepala
  • Nyeri seluruh punggung
  • Nyeri sendi biasanya simetris, mengenai sendi-sendi kecil tangan dan kaki
  • Nyeri otot
  • Mual, muntah
  • Bintik merah (rash)
  • Mata kemerahan (konjungtivitis)

Laboratorium yang kemungkinan muncul antara lain :

  • Trombosit ↓
  • Leukosit ↓
  • Tes fungsi hati ↑
  • Laju Endap Darah (LED) ↑
  • C-reactive protein (CRP) ↑
  • IgM Chikungunya (+)

Bagaimana pengobatannya?

  • Rehidrasi
  • Anti-demam
  • Anti-radang

Sebagian besar pasien SEMBUH SEMPURNA. Pada beberapa kasus, NYERI SENDI PERSISTEN s/d beberapa bulan – tahun.

 

Bagaimana Pencegahannya?

3M : Menguras dan Menyikat, Menutup tempat penampungan air, Memanfaatkan atau mendaur ulang barang bekas.

PLUS : Mencegah gigitan dan Perkembangbiakan nyamuk, dengan cara :

  • Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk, predator paling baik yaitu ikan cupang.
  • Menggunakan obat anti nyamuk
  • Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
  • Gotong royong membersihkan lingkungan
  • Periksa tempat-tempat penampungan air
  • Meletakkan pakaian kotor dengan wadah yang tertutup
  • Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah dikuras
  • Menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk
  • Memperbaiki saluran air yang tidak lancar

Bagaimana program yang dilakukan pemerintah jika terjadi wabah Chikungunya?

Gambar 4 Alur Penanggulangan KLB Chikungunya di Lapangan

Editor :

Dr. Fitrinilla Alresna, Sp. PD

Jadwal Praktek


Pembuluh Otak Pecah atau Pembuluh Otak Tersumbat: Kenali Gejala dan Tanda Stroke untuk SeGeRa Ke RS!

03 November 2024

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Read more

Pusing Berputar atau Vertigo : Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan

02 November 2024

Vertigo adalah sensasi pusing atau perasaan seolah-olah lingkungan di sekitar bergerak atau berputar. Ini adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk masalah di telinga bagian dalam, sistem saraf, atau masalah vestibular.

Read more

Rahang Tidak Sejajar atau Rahang Tidak Rapat? Pahami apa itu Maloklusi!

27 October 2024

Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.

Read more