Batu Saluran Kemih, Apa Saja Gejalanya?

Batu Saluran Kemih, Apa Saja Gejalanya?

08 July 2021

Halo Sahabat Permata!

Batu saluran kemih menjadi salah satu penyebab banyak orang datang ke unit gawat darurat, yang salah satunya ditandai oleh nyeri pinggang, nyeri perut bawah, atau sulit buang air kecil. Sebarnya, apa saja ya gejala batu saluran kemih? Apa penyebabnya? Bagaimana penanganannya? Yuk simak artikel lengkapnya!

Batu saluran kemih (BSK) didefinisikan sebagai pembentukan batu di saluran kemih yang meliputi batu ginjal, ureter, buli (kandung kemih), dan uretra. Batu saluran kemih terbentuk oleh berbagai faktor antara lain kurang minum dan meningkatnya konsentrasi zat pembentuk batu seperti kalsium, fosfat, oksalat dan urat dan kemudian mengalami supersaturasi dan selanjutnya terbentuk inti batu.

Terbentuknya batu saluran kemih disebabkan oleh banyak faktor, seperti gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi, dan keadaan-keadaan lain (idiopatik).

Faktor-faktor yang memudahkan terbentuknya batu antara lain:

  1. Riwayat batu saluran kemih sebelumnya terutama terjadi jika pada saat usia muda
  2. Riwayat keluarga yang menderita batu saluran kemih
  3. Hiperparatiroid: berhubungan dengan peningkatan penyerapan kalsium
  4. Sindrome metabolik
  5. Faktor lingkungan seperti daerah beriklim tropis dan tinggal di tempat yang air nya  tinggi kalsium
  6. Asupan air: kurangnya asupan air
  7. Diet tinggi garam
  8. Diet tinggi oksalat seperti coklat, kacang-kacangan, bit, bayam, teh
  9. Pekerjaan: lebih banyak dijumpai pada orang yang memiliki pekerjaan rendah aktivitas fisik, dan terpapar panas yang tinggi.

 

Gejala Batu Saluran Kemih

Keluhan pasien mengenai batu saluran kemih dapat bervariasi, mulai dari tanpa keluhan, sakit pinggang ringan hingga berat (kolik), nyeri saat Buang air kecil, buang air kecil tersendat, buang air kecil merah, tidak bisa buang air kecil, buang air kecil keruh ataupun keluar serpihan pasir/batu, mual dan muntah. Keluhan tersebut dapat disertai dengan penyulit seperti demam dan tanda gagal ginjal.

Untuk mengetahui adanya batu saluran kemih, selain mendapat informasi dari keluhan pasien, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik di sekitar pinggang, perut dan jika diperlukan kelamin. Pemeriksaan yang dibutuhkan antara lain

  1. Pemeriksaan darah
  2. Pemeriksaan urine rutin
  3. Ultrasonografi (USG) ginjal dan buli
  4. Foto polos abdomen
  5. CT-Scan Urografi non kontras
  6. Pemeriksaan urografi intravena (IVP)

 

Penanganan & Pencegahan Batu Saluran Kemih

Terapi batu saluran kemih berdasarkan ukuran dan posisi batu serta kondisi pasien

 

Terapi konservatif

Jika batu berukuran <5 mm diharapkan dapat keluar melalui kencing secara spontan. Namun tingkat keberhasilan keluarnya batu sangat dipengaruhi oleh ukuran, bentuk, lokasi dari batu, dan berapa lama batu berada di saluran kemih.

Terapi pertama batu adalah meredakan nyeri, obat yang biasa digunakan adalah golongan Non steroid anti inflammatory drugs (NSAIDs), atau paracetamol.

Medical expulsive therapy (MET) dapat membantu mengeluarkan batu. Jenis obat yang sering digunakan adalah golongan alpha blocker (tamsulosin). Pemberian obat ini paling efektif pada batu ureter distal dengan ukuran >5 mm dan diharapkan dapat keluar spontan.

Pada kasus obstruksi ginjal dengan sepsis dan/atau anuria merupakan kasus emergensi di bidang urologi. Dekompresi segera dengan pemasangan stent ureter atau nefrostomi merupakan tata laksana yang sangat penting untuk mencegah komplikasi lebih lanjut berupa infeksi, hidronefrosis, atau obstruksi ginjal unilateral ataupun bilateral.

 

Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL) merupakan tindakan menghancurkan batu dengan menggunakan gelombang kejut dari luar tubuh. Batu dipecahkan menjadi butiran halus yang keluar bersama air seni. Prosedur ESWL ini dilakukan pada batu berukuran kurang dari 2 cm dengan fungsi ginjal yang baik dan tidak ada sumbatan/obstruksi pada distal dari posisi batu. Prosedur ESWL ini dilakukan tanpa membuat luka, tanpa pembiusan dan tidak memerlukan rawat inap.

 

Penghancuran batu dengan operasi minimal invasif

Pemecahan batu dilakukan dengan memasukan alat endoskopi urologi. Batu dipecahkan dengan lithotriptor ataupun dengan laser.

  1. Ureterorenoscopy (URS) dan litotripsi: dilakukan pada batu ureter melalui saluran kencing (uretra)  ke dalam ureter untuk secara langsung menemukan dan menghancurkan batu di ureter.
  2. Cystoscopy lithotripsy : dilakukan batu kandung kemih/buli melalui saluran kencing ke dalam kandung kemih untuk memecahkan batu buli-buli
  3. Percutaneous nephrolithotomy (PCNL): dilakukan dengan cara mengakses ginjal langsung melalui kulit di pinggang kurang lebih 1-2 cm, memasukkan kamera, lithotriptor untuk mengambil atau menghancurkan batu di ginjal.

 

Operasi terbuka/pembedahan

Tindakan operasi melalui bedah terbuka masih dilakukan pada kasus batu yang besar dan kompleks atau batu yang sangat keras. Penggunaan ESWL dan operasi endourologi (URS dan PCNL) secara signifikan menurunkan indikasi untuk dilakukannya operasi terbuka. Terdapat konsensus menunjukkan bahwa pada kasus batu yang kompleks, termasuk batu staghorn baik parsial dan komplit, dapat dilakukan dengan PCNL. Namun, apabila pendekatan secara perkutan atau berbagai macam teknik endourologi tidak berhasil, maka operasi terbuka dapat digunakan sebagai tatalaksana alternatif.

 

Pencegahan

Pencegahan kekambuhan batu dapat dilakukan dengan:

  1. Menghindari dehidrasi dengan minum air 2.5 – 3.0 L/hari dan diusahakan produksi urin 2.0 – 2.5 L/hari
  2. Diet: tinggi sayur dan serat, kalsium 1-1.2 g/hari, batasi garam (NaCl) 4-5 g/hari, batasi protein hewani 0.8 – 1.0 g/kg/hari
  3. Pembatasan asupan sodium (<2.300 mg atau <100 meq per hari atau sebesar 1 sendok teh)
  4. Tingkatkan konsumsi sitrat
  5. Hindari minuman seperti black tea, dark soda
  6. Diet protein secukupnya (ikan atau daging lainnya. Proporsi sebesar kepalan tangan atau protein 0.8-1 g/kgBB/hari atau 6-8 oz/hari atau <150 gr/hari)
  7. Aktivitas harian yang cukup
  8. Menjaga berat badan ideal

Jadwal Dokter Spesialis Urologi RS Permata Bekasi

Jadwal Dokter Spesialis Urologi RS Permata Depok

Editor:

dr. Bernard Partogu, SpU

dr. Nayla Karima

 

Sumber:


Pembuluh Otak Pecah atau Pembuluh Otak Tersumbat: Kenali Gejala dan Tanda Stroke untuk SeGeRa Ke RS!

03 November 2024

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Read more

Pusing Berputar atau Vertigo : Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan

02 November 2024

Vertigo adalah sensasi pusing atau perasaan seolah-olah lingkungan di sekitar bergerak atau berputar. Ini adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk masalah di telinga bagian dalam, sistem saraf, atau masalah vestibular.

Read more

Rahang Tidak Sejajar atau Rahang Tidak Rapat? Pahami apa itu Maloklusi!

27 October 2024

Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.

Read more