Bahaya Penggunaan Cotton Bud Pada Telinga Terlalu Sering!

Bahaya Penggunaan Cotton Bud Pada Telinga Terlalu Sering!

02 March 2022

Telinga manusia terdiri dari tiga bagian: telinga luar, tengah, dan dalam. Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang telinga (meatus acusticus eksterna) sampai membran timpani bagian lateral, sedangkan dua pertiga bagian dalam terdiri dari tulang dengan sedikit serumen. 

Kelenjar serumen adalah modifikasi kelenjar apokrin yang bersama dengan kelenjar sebasea menghasilkan suatu zat yang disebut serumen atau kotoran telinga. 

Serumen diketahui memiliki fungsi proteksi yaitu sebagai sarana pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk dikeluarkan dari membrana timpani. Serumen juga berfungsi sebagai pelumas dan dapat mencegah kekeringan dan pembentukan fisura pada epidermis. 

Tubuh mempunyai mekanisme pembersihan serumen secara alami, dengan adanya migrasi epitel dari membran timpani menuju ke meatus akustikus eksternus dan dibantu oleh gerakan rahang sewaktu mengunyah

Apa itu Cotton Bud?

Cotton bud terdiri dari segumpal kapas kecil yang dibungkuskan pada satu atau kedua ujung tongkat pendek biasanya terbuat dari kayu, kertas yang digulung, atau plastik. Umumnya digunakan dalam berbagai aplikasi termasuk aplikasi kosmetik, pembersihan telinga, seni dan kerajinan. Cotton bud sering digunakan untuk membersihkan lubang telinga dan untuk mengeluarkan serumen telinga. 

Apa efek dari penggunaan Cotton Bud pada telinga?

Penggunaan cotton bud dapat menyebabkan berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat.

1. Penumpukan kotoran telinga

Menggunakan cotton bud untuk membersihkan kotoran telinga bisa membuat kotoran tersebut masuk lebih dalam karena adanya dorongan. Hal ini menyebabkan terjadinya serumen prop atau penumpukan kotoran telinga yang sulit dibersihkan.

2. Cedera telinga

Memasukkan cotton bud terlalu jauh ke dalam telinga dapat melukai struktur telinga tengah hingga terjadi cedera. Salah satu cedera telinga yang kerap dikaitkan dengan penggunaan cotton bud, yaitu robek gendang telinga

3. Infeksi telinga

Menggunakan cotton bud dapat mendorong lebih jauh kotoran telinga dan bakteri yang terjebak di dalamnya. Hal ini berpotensi menyebabkan infeksi telinga atau otitis media yang dapat ditandai dengan sakit pada telinga, keluar cairan dari telinga, sulit mendengar, dan sakit kepala. Bahkan pada kasus yang parah dapat menyebabkan gangguan pendengaran secara permanen. 

4. Tertinggalnya kapas cotton bud dalam telinga

Pada kasus tertentu kapas di ujung cotton bud dapat tertinggal sehingga menyebabkan rasa tidak nyaman, penuh atau sakit pada telinga. Bahkan dalam beberapa kasus dapat pula terjadi gangguan pendengaran.

5. Rusaknya tulang pendengaran 

Selain menekan gendang telinga, cotton bud juga dapat menekan tulang-tulang kecil pendengaran yang terletak di bawahnya. Jika Anda menekannya, maka itu dapat mengirimkan gelombang getaran ke telinga bagian dalam.

Apa saja gejala yang dapat dirasakan ketika menggunakan cotton bud terlalu sering?

  • Nyeri pada telinga bagian luar atau dalam
  • Telinga terasa penuh
  • Pendengaran menjadi teredam (tuli konduktif)
  • Keluar cairan dari telinga
  • Masalah pendengaran hingga keseimbangan 

Apa yang dapat dilakukan untuk membersihkan kotoran telinga?

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membersihkan telinga menurut Sevy dan Singh (2017), yaitu:

1. Agen serumenolitik

Dikenal sebagai tetes telinga, adalah larutan cair yang membantu mengencerkan, melembutkan, memecah, dan atau melarutkan kotoran telinga, berupa water- or oil-based drops, dengan waterbased solution yang paling umum digunakan. 

Lima hingga sepuluh tetes ditempatkan dua kali sehari selama hingga empat hari. Cairan bekerja dengan melepaskan oksigen untuk melembutkan dan menghilangkan kotoran telinga dan juga memiliki efek antibakteri yang lemah.

2. Irigasi telinga

Irigasi pada saluran telinga dapat dilakukan dengan spuit besar (20 mL) dan air hangat. Penggunaan air steril atau saline sebagai lawan dari air keran atau agen bakteriostatik (misalnya hidrogen peroksida encer) dapat menurunkan risiko infeksi. 

3. Manual removal 

Manual removal adalah metode terakhir yang direkomendasikan oleh American Academy of Otolaryngology-Head and Neck Surgery untuk menghilangkan serumen yang tidak diinginkan. Keuntungan dari metode ini adalah penurunan risiko infeksi karena saluran telinga tidak terkena kelembaban. Namun, ini menimbulkan risiko kecil perforasi dan trauma lokal, terutama jika pasien tidak kooperatif

Tidak hanya cotton bud, sebaiknya hindari juga penggunaan ear candle untuk membersihkan telinga. Cara ini berisiko menyebabkan seseorang cedera pada bagian telinga.

Akan tetapi, jika Anda mengalami infeksi telinga atau gendang telinga pecah, hindari membersihkan telinga dengan cara ini. Selain itu, jika Anda merasa kesulitan untuk membersihkan kotoran telinga sendiri, Anda dapat melakukannya ke dokter THT.

Sumber :

  1. Healthline. https://www.healthline.com/health/q-tip-ear#how-to-safely-clean Diakses pada Januari, 2022
  2. Very Well Health. https://www.verywellhealth.com/the-dangers-of-q-tips-1048870 Diakses pada Januari, 2022
  3. Fullington et al. BMC Ear, Nose and Throat Disorders (2017)