Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Pengertian, Gejala, dan Penanganan

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD): Pengertian, Gejala, dan Penanganan

05 October 2024

Apa Itu ADHD?

Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan perkembangan saraf yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk fokus, mengendalikan perilaku, dan mengatur aktivitas. ADHD biasanya terdiagnosis pada anak-anak, tetapi dapat berlanjut hingga dewasa. Gangguan ini dapat memengaruhi kehidupan sehari-hari, termasuk hubungan sosial, akademis, dan pekerjaan.

 

Gejala ADHD

Gejala ADHD biasanya terbagi menjadi tiga kategori utama:

  1. Gejala Hiperaktivitas dan Impulsivitas:
    1. Sering bergerak atau tidak bisa duduk diam.
    2. Bicara berlebihan.
    3. Kesulitan menunggu giliran.
    4. Mengganggu orang lain atau menyela pembicaraan.
  2. Gejala Inattentiveness (Kehilangan Fokus):
    1. Kesulitan memusatkan perhatian pada tugas atau kegiatan.
    2. Sering kehilangan barang yang diperlukan untuk tugas atau kegiatan.
    3. Mudah terdistraksi oleh stimulus eksternal.
    4. Tidak mengikuti instruksi dan gagal menyelesaikan tugas.
  3. Gejala Kombinasi:

Banyak individu mengalami kombinasi dari kedua tipe gejala ini.

 

Penyebab ADHD

Penyebab pasti ADHD belum sepenuhnya dipahami, tetapi beberapa faktor yang dapat berkontribusi meliputi:

  • Genetika: ADHD cenderung berjalan dalam keluarga.
  • Faktor Lingkungan: Paparan zat berbahaya seperti alkohol atau tembakau selama kehamilan
  • Kondisi Medis: Beberapa kondisi kesehatan, seperti gangguan tidur, dapat memperburuk gejala.

 

Penanganan ADHD

Penanganan ADHD biasanya melibatkan kombinasi beberapa pendekatan, termasuk:

  1. Pengobatan

Obat-obatan seperti stimulan (contoh: metilfenidat, amfetamin) dan non-stimulan (contoh: atomoksetin) dapat membantu mengendalikan gejala.

  1. Terapi Perilaku

Terapi perilaku dapat membantu individu mengembangkan strategi untuk mengelola gejala dan meningkatkan keterampilan sosial.

  1. Dukungan Pendidikan

Pengaturan khusus di lingkungan pendidikan, seperti penyesuaian tugas dan waktu tambahan untuk menyelesaikan pekerjaan, dapat membantu anak-anak dengan ADHD.

  1. Dukungan Keluarga

Pendidikan bagi orang tua dan anggota keluarga tentang ADHD dapat membantu menciptakan lingkungan yang mendukung di rumah.

Bagi Sahabat Permata yang tertarik untuk membawa kerabat usia > 18 tahun yang memiliki gejala ADHD, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa di Rumah Sakit Permata Depok dan untuk usia < 18 tahun, segera konsultasikan ke Dokter Spesialis Anak

Informasi Layanan : https://rspermata.co.id/contact

 

Sumber

  • American Psychiatric Association. "Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5)."
  • Centers for Disease Control and Prevention (CDC). "Data & Statistics on ADHD."
  • National Institute of Mental Health (NIMH). "Attention-Deficit/Hyperactivity Disorder."

Pembuluh Otak Pecah atau Pembuluh Otak Tersumbat: Kenali Gejala dan Tanda Stroke untuk SeGeRa Ke RS!

03 November 2024

Stroke adalah kondisi medis yang terjadi ketika aliran darah ke otak terganggu, yang dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan otak. Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian dan kecacatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Read more

Pusing Berputar atau Vertigo : Kenali Gejala, Penyebab dan Pengobatan

02 November 2024

Vertigo adalah sensasi pusing atau perasaan seolah-olah lingkungan di sekitar bergerak atau berputar. Ini adalah gejala umum yang dapat disebabkan oleh berbagai kondisi, termasuk masalah di telinga bagian dalam, sistem saraf, atau masalah vestibular.

Read more

Rahang Tidak Sejajar atau Rahang Tidak Rapat? Pahami apa itu Maloklusi!

27 October 2024

Maloklusi adalah ketidakteraturan posisi gigi dan hubungan antara rahang atas dan bawah. Istilah ini berasal dari bahasa Latin "mal" yang berarti buruk, dan "oclusio" yang berarti penggigit. Maloklusi dapat memengaruhi fungsi pengunyahan, bicara, dan estetika wajah. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk genetik, kebiasaan buruk pada masa kanak-kanak, dan cedera.

Read more